Seorang QA Tester, atau Software Tester, adalah seorang profesional yang bertugas memastikan bahwa aplikasi software berfungsi dengan benar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan. Mereka menemukan dan melaporkan bug, membantu pengembang memperbaiki permasalahan sebelum produk dirilis.
Contoh: Bayangkan Anda sedang memainkan video game baru yang dikembangkan oleh perusahaan Anda, dan Anda memperhatikan bahwa karakter terjebak di dinding saat Anda melompat. Ini berarti Anda menemukan bug! Sekarang, Anda perlu mencatat apa yang terjadi dan memberi tahu para pengembang agar mereka dapat memperbaikinya. Hasil akhirnya: karakter melompat dengan lancar dan tidak lagi terjebak. Semuanya berfungsi dengan sempurna!
Software Testing menggunakan berbagai metode pengujian untuk memeriksa fungsionalitas (functionality), kegunaan (Usability) dan performance suatu software. Metode ini dapat dibagi menjadi pengujian secara manual dan pengujian secara otomatis. Pengujian manual melibatkan para penguji yang memeriksa perangkat lunak secara manual, seperti menjelajahi fitur dan melaporkan masalah yang ditemukan. Pengujian otomatis menggunakan skrip dan alat untuk menjalankan pengujian secara otomatis, yang lebih cepat dan dapat diulang dengan mudah. Kedua metode tersebut membantu menemukan dan memperbaiki bug untuk memastikan software berjalan dengan lancar.
Dalam artikel ini, kami akan membahas:
- Spesifik Pengujian Manual Software Testing
- Poin Kunci tentang Pengujian Otomatis Software Testing
- Perbedaan Antara Otomatis dan Manual Software Testing
- Kapan Pengujian Otomatis (Manual) Software Testing Lebih Baik
- Jenis Software Testing yang Lebih Baik untuk Karirmu
Software Testing Manual adalah ketika para penguji memeriksa software secara manual untuk mencari bug. Mereka bertindak seperti pengguna biasa untuk menemukan bug dan masalah dalam perangkat lunak/software.
Software Testing Manual adalah:
→ Fleksibel: Para software tester manual dapat mengubah pendekatan mereka sesuai dengan perubahan perangkat lunak. Mereka dapat melakukan pengujian acak untuk menemukan bug yang tidak terduga.
→ Human-Centric: Software tester manual mengandalkan intuisi manusia. Para pengujian menggunakan penilaian mereka untuk menjelajahi fitur-fitur yang berbeda, dan hasilnya bervariasi berdasarkan keterampilan dan motivasi mereka.
→ Responsif: Software tester manual eksploratif memberikan umpan balik penting secara dini dalam pengembangan. Menemukan bug secara dini membuatnya lebih mudah bagi tim pengembang untuk memperbaikinya.
Mari tentukan apa yang membuat Software Tester Manual lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan Software Tester Otomatis.
➕ Dapat Lebih Murah
Tergantung pada apa yang Anda uji, pengujian manual mungkin lebih murah.
➕ Fleksibel
Pengujian manual berfungsi dengan baik untuk semua jenis aplikasi, tanpa perlu alat khusus.
➕ Fleksibel
Para penguji dapat dengan mudah mengubah pendekatan mereka jika mereka menemukan masalah baru.
➕ Baik untuk Keberdayaan Pengguna
Pengujian manual sangat bagus untuk memeriksa seberapa mudah dan dapat diaksesnya sebuah aplikasi bagi pengguna.
➖ Memerlukan Waktu Lebih Banyak
Pengujian manual membutuhkan orang untuk melakukan pekerjaan, yang memakan waktu lebih lama daripada pengujian otomatis.
➖ Lebih Banyak Kesalahan
Para pengujian manusia bisa membuat kesalahan, yang mengakibatkan hasil yang kurang konsisten.
➖ Sulit Menemukan Pengujian yang Baik
Bisa sulit untuk merekrut dan mempertahankan pengujian yang terampil karena ada banyak persaingan di pasar kerja Software Testing.
➖ Cakupan yang Lebih Sedikit
Ketika ada banyak pengujian yang harus dijalankan, pengujian manual mungkin tidak mencakup segalanya dengan sebaik pengujian otomatis.
Kursus Online
Software Testing
Dari Mulai Pemula hingga Profesional
Risdian Ciptayadi
Senior Software Tester
Software Testing Otomatis dan Manual memiliki perbedaan kunci dalam pendekatan dan pelaksanaannya.
Pengujian Manual melibatkan para penguji manusia yang berinteraksi dengan perangkat lunak untuk menemukan bug dan masalah. Metode ini fleksibel, karena para penguji dapat menyesuaikan pendekatan mereka dan menggunakan intuisi mereka untuk menjelajahi fitur-fitur yang berbeda. Ini sangat berguna untuk uji kegunaan (Usability) dan aksesibilitas (accessibility), di mana penilaian manusia sangat penting. Namun, pengujian manual dapat memakan waktu, rentan terhadap kesalahan manusia, dan dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten.
Di sisi lain, Software Testing Otomatis menggunakan alat dan skrip otomatis untuk melakukan pengujian. Pengujian ini lebih cepat dilakukan, terutama saat menjalankan banyak pengujian secara paralel. Otomatisasi ideal untuk tugas-tugas yang repetitif, seperti pengujian regresi, dan menawarkan cakupan pengujian yang lebih besar. Namun, pengujian otomatis kurang dapat menangkap perasaan pengguna atau memberikan wawasan tentang kemudahan penggunaan.
Mari jelajahi kapan Software Testing Otomatis (Manual) Testing lebih unggul, menawarkan manfaat yang jelas dibandingkan yang lainnya.
Ada beberapa situasi di mana sebuah perusahaan seharusnya memilih Pengujian Manual daripada Otomatis:
#1. Pengujian Eksplorasi
Ideal saat menjelajahi aplikasi tanpa kasus uji yang rinci.
#2. Pengujian Kegunaan
Penting untuk mengevaluasi kemudahan penggunaan dan keintuitifan.
#3. Pengujian Ad-hoc
Bermanfaat untuk pengujian spontan tanpa rencana khusus.
#4. Proyek Jangka Pendek
Efektif untuk proyek-proyek kecil dengan masa pakai terbatas.
#5. Masalah Visual
Lebih baik untuk memeriksa penampilan visual aplikasi.
#6. Pengujian Aksesibilitas
Penting untuk memastikan aksesibilitas bagi pengguna dengan disabilitas.
#7. Skenario yang Tidak Dapat Diotomatisasi
Diperlukan saat pengujian tidak dapat diotomatisasi karena batasan teknis atau sifat pengujian.
Pengujian otomatis lebih unggul daripada pengujian manual saat tugas-tugas perlu diulang secara sering dan cepat, memastikan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia.
#1. Pengujian Regresi
Pengujian otomatis sangat bagus untuk pengujian regresi, memastikan perubahan terbaru tidak memengaruhi fungsi yang sudah ada.
#2. Proyek Skala Besar
Dalam proyek-proyek dengan cakupan yang signifikan dan banyak fitur, pengujian otomatis membantu mengelola cakupan pengujian yang luas dengan efisien.
#3. Rilis yang Membutuhkan Waktu
Saat ada kebutuhan untuk umpan balik cepat tentang fungsionalitas perangkat lunak, pengujian otomatis dapat dengan cepat menjalankan pengujian, memberikan hasil yang lebih cepat.
#4. Tugas-tugas yang Repetitif
Untuk tugas-tugas yang memerlukan eksekusi berulang, otomatisasi dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan dan konsisten.
#5. Sistem yang Kompleks
Dalam sistem perangkat lunak yang kompleks di mana pengujian manual mungkin tidak praktis, otomatisasi memastikan cakupan pengujian yang menyeluruh.
Jenis Software Testing yang lebih baik untuk karirmu tergantung pada berbagai faktor seperti keterampilanmu, preferensimu, dan sifat proyek yang sedang kamu kerjakan. Penting untuk mempertimbangkan persyaratan khusus dari setiap metode pengujian dan bagaimana mereka sejalan dengan tujuan dan keahlianmu. Jadi, pilihan terbaik adalah yang memungkinkanmu berkontribusi secara efektif terhadap kesuksesan proyek.